Sabtu, 03 Agustus 2013

Siapa wakil rakyat yang jadi panutan?

Brengsek!! umpatan itu sering keluar dari mulut gue kalo bicara tentang wakil rakyat. Kenapa? ga perlu tanya, semua orang juga tahu kalo persepsi rakyat Indonesia mayoritas bilang buruk tentang kinerja wakil rakyat kita. Buktinya? loe lihat aja sendiri di koran, televisi, radio atau internet. Semua berita ga ada bagusnya tentang wakil rakyat.  Sekumpulan orang-orang yang digaji besar oleh negara ini lebih sering mempertontonkan keburukannya daripada kebaikannya. Kalo ga korupsi, skandal syahwat. Kalo ga pemerasan, kenaifan. Hampir semua partai bermasalah sampai ke masalah mangkir jarang ikut rapat. So, gimana ga bingung masyarakat Indonesia? Pemerintah menghimbau agar kami para rakyat tidak golput, tapi kami disodori pilihan yang bertentangan dengan hati nurani kita.

Partai biru, sekarang ketuanya jadi pesakitan karena kasus korupsi. Dan beberapa nama kadernya pun sudah duluan terjerat kasus yang sama. Partai kuning pun juga demikian, beberapa kasus di daerah lebih menyedihkan lagi, korupsi berjamaah.  Satu persatu kader pimpinan di daerah diciduk KPK. Mereka yang sudah digaji besar itu ternyata bak drakula yang haus darah, hisap sana hisap sini. Bak tikus yang mengerat tiap hari. 
Gedung ini harusnya tempat berkumpul orang-orang hebat, bukan yang hanya pandai berdebat dan makan uang rakyat

Partai merah (sorry sebelumnya, partai ini entah karena warna dan logo-nya yang sangar, persepsi gue and sebagian temen gue sama, lebih mengarah ke partai preman) tersandung juga kasus korupsi plus.......urusan esek-esek. Partai putih yang katanya partai Islami bersih malah mencengangkan, sekarang sang ketuanya tersandung korupsi urusan sapi! Khusus partai ini gue sebenarnya punya harapan dulunya. Saat mengklaim sebagai partai bersih di awal pendiriannya, hampir bisa dikatakan simpati rakyat beralih ke partai ini termasuk gue.  Rasanya kami para rakyat punya pilihan baru, harapan baru saat itu. Kami memang sudah lelah dengan partai-partai sebelumnya yang mempromosikan itu-itu lagi. Tapi gue secara pribadi malah punya cerita buruk.  Tetangga gue si ustad itu sejak terjun ke partai putih dan mempunyai kehidupan yang berubah 180 derajat, kelakuannya pun berubah 180 derajat!!  Kalo dulu dia banyak waktu untuk warganya, bercengkrama dan sering menyampaikan pesan-pesan yang menyejukkan hati kami.  Tutur katanya sangat santun, sehingga kami iba melihat dia yang masih tinggal di rumah sewa dan berkendara motor butut.  Tapi sekarang? dia sudah menjadi Orang Kaya Baru yang sulit ditemui oleh warga. Gaya bicaranya pun lebih cenderung sinis bahkan terkadang komentarnya pedas menusuk hati. Gue sangat kecewa, tapi gimana lagi, uang dan jabatan memang sering membuat orang lupa.  Sepertinya ada dendam saat dia miskin. Kemisikinan tidak diterima sebagai hikmah dan pelajaran. Makanya saat Tuhan memberi kesempatan jadi orang kaya, dia lampiaskan rasa dendamnya itu dengan bertingkah bak orang yang sudah lama kaya, bisa berbuat apa saja termasuk melukai perasaan orang lain.

Nah kalo sudah begini, gue cuman bisa bingung sendiri harus pilih siapa? Apa para wakil rakyat itu sudah tidak punya hati nurani lagi saat mengecewakan rakyat yang memilihnya? Apa mereka hanya karena alasan kebutuhan ekonomi membuat mereka 'menghalalkan' makan rakus uang rakyat? Apa mereka sudah kehilangan harga diri sehingga harus masuk lembah syahwat atau narkoba? Sungguh ga pantas mereka disebut wakil rakyat kalo kerjanya hanya memperbesar kekayaan pribadi, membuncitkan perut atau berias tai kebo.Ga salah kalo ada anekdot, di neraka nanti isinya paling banyak adalah wakil rakyat!

Banyak juga sekarang bermunculan partai-partai baru, tapi gue ragu, jangan-jangan sama kayak partai putih atau partai lainnya yang cuma bisa gembar gembor umbar janji tapi realisasi nol besar! Tapi gue ga sepenuhnya menyalahkan wakil rakyat karena kami para rakyat juga salah, kenapa pilih dia. Konyolnya, suara rakyat mudah dibeli. Tuh lihat berita di koran, kalo menjelang pemilihan, masa kampanye isinya bagi-bagi duit atau sembako. Alasannya sih membantu rakyat, tapi kenapa membantunya kok di menjelang pemilihan? Kalo mau baik itu konsisten bapak ibu. Tunjukkan itu dengan kesigapan menjadi orang yang pertama datang dan memberikan bantuan saat terjadi bencana alam atau permasalahan rakyat lainnya. Dan ingat, pake uang pribadi, jangan pake uang korupsi!

Dibalik kekesalan gue ini, gue sebenarnya rindu dan pengin negara ini punya partai yang bisa menjadi kebanggaan. Partai kumpulan orang-orang hebat yang tidak hanya pandai berdebat, tapi hebat dalam memberikan solusi permasalahan rakyat.  Gue rindu sosok wakil rakyat yang masuk menjadi anggota DPR atau DPRD itu karena murni ingin memperjuangkan kesejahteraan seluruh rakyat, bukan untuk mencari penghasilan atau tambahan penghasilan pribadi. Gue pengin berita-berita di media itu dihiasi dengan cerita para wakil rakyat yang berkompetisi mensejahterakan rakyat, misalnya ada berita,"Sekumpulan wakil rakyat datang sebagai orang yang pertama memberikan bantuan terhadap para korban bencana alam.....dst..." atau "Korban kebakaran malam itu langsung mendapat perhatian dari para wakil rakyat yang kompak berpatungan menyisihkan penghasilan bulanannya untuk membantu meringankan beban para korban.....dst" Berita seperti itu belum pernah gue dengar. Yang sering gue tahu malah sekumpulan wakil rakyat alih-alih studi banding keluar negeri bukan untuk menimba pengetahuan tapi malah cenderung pelesiran menghabiskan uang rakyat.

So, adakah wakil rakyat yang bisa jadi panutan kami?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar