Selasa, 06 Agustus 2013

Ga tahan, akhirnya kujamah juga

Ibarat hasrat yang terpendam, saat melihat sesuatu yang membangkitkan nafsu manusia rasanya sangat sulit untuk ditahan.  Apalagi barang itu ada di depan mata. Bentuk, warna, dan baunya sangat menggoda. Indra mata dan penciuman terus menggelitik jiwa. Pengin berpaling, tapi otak kecil terus memerintah untuk tidak beranjak darinya.  Semakin dilihat, semakin didekati, jantung ini semakin berdetak kencang. Gila.....ga tahan...........!!!!!

Ngga', ini ga bisa dianggap remeh. Gue ga mau nyuekin dia. Rugi kalo harus nunggu lebaran tiba. Akhirnya gue putusin gue iris kue tar coklat itu dan gue libas dua potongan kecil kue itu. Nyam.....nyam........Gourmet memang top markotop kalo bikin kue. Gourmet memang jaminan mutu!  Ga salah kalo gue selalu mempercayakan urusan kue sama brand yang satu ini. Gue yakin orang Jakarta juga udah pada tahu kualitas kue buatan Gourmet.
nyam......nyam......laziz.......!!!
Aroma dan rasa coklat-nya begitu merasuk di lambung dan di jiwa. Sebagai penggila coklat, gue tahu betul mana coklat yang enak mana yang tidak.  Banyak kue-kue sekarang hanya aromanya saja coklat, tapi rasanya amburadul. Kebanyakan mereka hanya menambah essence atau sari rasa coklat doang. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk irit biaya produksi. Strategi pemasaran yang konyol! Konsumen sekarang makin cerdas, bu. Ga bisa dibodohi lagi. Bicara makanan itu tidak bisa hanya indra penciuman saja. Indra perasa lebih utama. Loe kira jualan parfum???!!!  Jangan kayak toko-toko bakery yang pengharum ruangannya di-setting bau kue.  Itu mah ga jujur. Buktikan saja sendiri, beli kue-nya lalu bawa pulang atau bawa agak jauh dari toko bakery itu, pasti baunya biasa-biasa saja ga sesanter saat kita berada di toko bakery. Cek juga toko tersebut. Lihat di dinding, berapa unit alat pengharum ruangannya? Merasa aneh ga kalo toko bakery harus memasang banyak alat pengharum ruangan? Toko bakery kan bukan toilet, mengapa harus banyak alat pengharum ruangannya?

Cek juga penempatannya. Mereka pasti menempatkan alat pengharum ruangan di dekat area yang dilalui oleh pembeli. Pola-pola seperti ini harusnya tidak dilakukan oleh toko bakery, tapi sepertinya ini sudah terjadi dimana-mana.  Bahkan gue belum pernah melihat toko bakery di mal-mal yang ga punya alat pengharum, semuanya pada kompak memasang jebakan batman!

Sekali lagi, semua kembali kepada si konsumen. Sepanjang konsumen ga protes dan ikhlas mengeluarkan uangnya untuk membeli ya terjadilah transaksi.  Kalo penjual bilang, namanya juga usaha pak............


Tidak ada komentar:

Posting Komentar