Minggu, 04 Agustus 2013

Antara Jokowi dan Rieke

Eitt.......jangan negatif thinking ya....Ga ada hubungan asmara antara Jokowi dan Rieke.  Ini terlintas di benak gue hari ini 2 sosok yang kontroversi. Dua-duanya dari partai banteng alias PDIP. Dua-duanya adalah kader hebat. Bedanya Jokowi sukses memenangkan hati rakyat Jakarta sehingga terpilih menjadi Gubernur DKI sedangkan Rieke belum beruntung menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.

Jokowi, I love you......jangan ngeres dulu.....gue bukan 'love' pada kekasih, tapi gue 'love' sama sepak terjangnya yang fenomenal. Jakarta memang butuh anda. Jakarta tidak butuh orang yang sekadar retorika (basi pak.....) Jakarta tidak butuh orang yang jaga penampilan, gengsian, atau birokrat yang minta dilayani bak raja. Jakarta sekarang membutuhkan orang yang mau terjun ke lapangan, melihat langsung nasib dan penderitaan penduduknya.  Pimpinan sebelumnya gue ga lihat hal itu. Mereka lebih cenderung sebagai birokrat yang lebih nyaman duduk di belakang meja menunggu laporan anak buah. Buktinya? masalah banjir, kemacetan, parkir, pedagang kaki lima ga kelar-kelar. Berharap 100% berubah sih ga juga, tapi minimal adalah unjuk kerja selama 5 tahun yang berkelas fenomenal. Nah dengan bapak yang satu ini, gue yakin Jakarta tercinta akan berubah banyak. 

Gue memang ga peduli dengan partai yang mengusung Jokowi karena image gue belum berubah tentang PDIP. Bisa sih berubah kalau posko-posko warna merah menyolok di pinggir jalan itu ditiadakan lagi.  Posko itu lebih cenderung jadi tempat nongkrong preman atau pengangguran, so ga salah kalo orang menilai PDIP jadi terkesan kayak partainya para preman.
warga tidak pernah takut atau segan karena sikapnya membuat warga nyaman dan ingin dekat dengan dia


Jujur, waktu pemilihan gubernur DKI gue coblos Jokowi karena gue udah bosan dengan yang sebelumnya yang terkesan jaim sama warga, ga mau kepanasan atau keringatan keluar ruang kerja untuk melihat langsung permasalahan di lapangan. Jokowi telah memenuhi janjinya kepada warga untuk lebih sering dekat dengan warga. Strategi blusukan lumayan mujarab untuk mengobati apatisme warga Jakarta terhadap birokrat. Dia ga mau prinsip Asal Bapak Senang yang cenderung mengenakan pejabat korup.  Dia giring semua pejabat DKI untuk lebih sering mendengar keluhan dan aspirasi warganya. Salut.....

Hal lain yang menggembirakan gue (baru kali ini gue bangga nyoblos orang yang tepat) adalah dibuka kembali rencana pembangunan Mass Rapid Transportation. Wow ini benar-benar fenomenal kalau terwujud.  Sejarah besar yang harus dibuat oleh Jokowi. Jangan lagi hanya sekadar janji pak. Gue yakin yang nentang para dealer kendaraan karena omzet akan berkurang, juga pengusaha jalan tol. Untuk yang terakhir gue setuju banget karena jalan tol selama ini tidak sesuai dengan tujuannya sebagai jalan bebas hambatan/tol. Ga ada jaminan kalo lewat tol bakal ga macet. Malah semakin hari semakin parah macetnya kota Jakarta meski jumlah tol semakin bertambah. Kenapa? karena ga ada upaya untuk membatasi jumlah kendaraan dan masyarakat tidak punya pilihan. Gue rasa dan yakin, kalo MRT itu ada dan fasilitasnya nyaman, gue dan warga Jabotabek lainnya bakal beralih dari mobil pribadi ke MRT. Naik mobil pribadi, disamping melelahkan juga boros boss................

Maju terus pak Jokowi dan pak Ahok......gue dukung semua program bapak-bapak. Percepat benahi pasar, angkat derajat dan martabat para pedagang kecil dengan menempatkan mereka di tempat yang layak dan terhormat. Babat pungli oleh pejabat korup, hapus birokrasi yang menyulitkan warga, dan jadilah contoh pimpinan yang ramah, bersih lahir bathin dan cekatan menyelesaikan masalah. Bapak ga cocok jadi anggota DPR atau DRPD yang kebanyakan cuman ngomong doang. Bapak adalah eksekutor, pimpinan yang kami butuhkan.

Gue ga kampanye karena gue bukan simpatisan PDIP. Di mata gue semua partai masih sama, belum ada yang bisa dipercaya, semua bermasalah! Gue lebih cenderung melihat sosok manusianya.
Kacamatanya kayak orang serius, tapi coba lihat mimik oon-nya, kok ga ilang-ilang ya??


Ada apa dengan Rieke Diah Pitaloka?  Entah kenapa gue kalo ngelihat dia kok masih kayak orang oon gitu ya....Memang sih sekali-sekali gue lihat kalo dia ngomong serius lumayan oke punya, berbobot, berpendidikan (gue denger-denger doi S2 ya?), tapi kalo sudah keluar kata-kata lugunya...hilang sudah sosok dia yang cerdas menjadi oon kembali. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, harusnya Rieke belajar dari Megawati. Beliau tidak sekolah tinggi tapi kharismanya bak orang S2. Asli gue kagum kalo beliau pidato atau bicara di depan umum. Tegas, mantap dan berwibawa. Ini dia kekurangan dari Rieke. Sorry ya Rieke, kayaknya anda terlalu 'menjiwai' peran Oneng yang oon itu. Anda semakin tidak dapat dikatakan pemeran yang baik kalo anda terjebak dengan satu peran. Didi Petet contohnya. Dia tidak terjebak dengan peran Emon yang bencong itu meskipun gue tau dia susah payah menghilangkan stigma kemayu.  Warga butuh pimpinan yang jujur, bukan lugu kayak Oneng yang cenderung mudah dibodohin orang. Tokoh Oneng memang sangat menghibur dan cocok untuk menjadi acara hiburan warga. Keluguannya enak menjadi tontonan komedi ringan. Tapi ini kan ga cocok kalo sudah bicara tentang pimpinan. Masa warga disuruh milih pimpinan yang ga serius, ngebanyol, lugu mudah dipermainkan? Gue yakin kalo Rieke bisa menghilangkan sosok Oneng dari kehidupannya, empat jempol dah. Rieke benar-benar menjadi artis pemeran yang hebat dan bakal menjadi politisi yang hebat pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar