Mengharapkan yang tidak mungkin adalah hal yang sia-sia. Tuhan hanya memberikan kesempatan kita hidup 1 kali. Bahagia dan menderita adalah pilihan. Adakalanya orang ingin menderita hanya untuk mendapatkan bahagia, tapi ada juga sebagian orang yang ingin tidak pernah merasakan penderitaan. Pilihan gue yang kedua, meski pada kenyataannya gue terkadang harus menderita hanya untuik mendapatkan kebahagiaan.
Kejujuran adalah harga mati bagi gue. Gue termasuk orang yang paling susah disuruh ga jujur dan gue juga paling benci plus marah sama orang yang ga jujur. Lidah ini sering keluh kalo disuruh berbohong, Perasaan bersalah akan menghantui setelah berbohong, apalagi hal itu akan menyakitkan orang yang gue cintai. Kejujuran sering sulit diterima oleh manusia. Dunia ini lebih cenderung bak panggung sandiwara sehingga setiap orang seakan-akan harus pandai berperan agar bisa diterima lingkungannya. Peran itu juga terkadang membuat dia lupa akan jati diri yang sebenarnya. Topeng di wajah serasa melekat dan tidak mau untuk dilepas. Akhirnya kebohongan menjebak manusia semakin dalam. Pada akhirnya hidupnya hanya dipenuhi kebohongan karena sekali dia berbohong, maka akan muncul kebohongan yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Oleh karena itu, gue ga mau hidup dalam kebohongan. Lebih baik gue diam daripada harus mengatakan hal yang tidak benar. Atau lebih baik gue ngomong 1 kalimat daripada 10 kalimat tapi yang 9 bohong semua.
Tepat pukul 17.38 WIB hari Kamis tanggal 15 Agustus 2013, di kamar tidur gue, gue ambil keputusan besar dalam hidup gue yang Insya Allah akan menyelesaikan permasalahan besar dalam hidup gue sekaligus adalah upaya gue untuk mendapatkan kehidupan yang lebih membahagiakan.
Gue lelah dengan penantian gue yang berharap adanya perubahan. 10 tahun lebih harapan itu tidak pernah muncul bahkan tanda-tandanya pun ga kelihatan. Yang gue rasakan hanya lah egoisme yang semakin kuat. Egoisme yang membuat kondisi semakin buruk, mengaduk-aduk emosi, membuat pusing kepala dan sering membuat amarah yang tidak terkendali. Gue ga mau larut dan hanyut dalam kondisi itu. Gue harus berontak dan melawannya. Cukup sudah kesabaran yang gue miliki. Batas itu telah sangat terlampaui. Penderitaan itu harus gue akhiri.
Gue ingin mengisi hari-hari gue dengan kebahagian versi gue. Sepanjang gue ga merugikan orang lain secara fisik atau material, gue rasa itu sah-sah saja kalo gue ingin mewujudkan pilihan hidup gue. Gue ingin menikmati hidup yang hanya sekali ini dengan lebih banyak tersenyum dan tertawa. Gue mau berhenti bersedih. Gue juga harus berhenti menggerutu menyalahkan diri sendiri. Happy, happy and happy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar