Selasa, 20 Agustus 2013

Kakakku ga comel lagi.......

Puass................gue bener-bener puas bisa membuat mulut kakak gue 'bungkam'.  Kerja keras gue ga sia-sia.  Kebayang betapa sulitnya membungkam mulut kakak gue yang comel banget.  Doi 'selalu hadir' di setiap urusan adik-adiknya. Mungkin dia merasa kakak yang tertua jadi harus terlibat dan 'punya hak' untuk memberi saran buat adiknya, padahal hampir semua saran dia hanya memperkeruh suasana.  Keterlibatan dia justru sering membuat konflik makin parah. Gimana ga? Kakak gue lebih mengedepankan intuisi daripada logika dan fakta.  Kalau menurut dia 'benar' maka dia akan menghakimi yang salah, kalau perlu sampai yang kalah itu minta maaf menuruti konsekuensi atas kesalahan yang dibuat. Gue termasuk yang sering ribut sama dia karena hanya gue yang berani menentang cara-cara dia yang menurut gue tidak bijak.  Loe boleh aja lebih tua dari gue, tapi bukan berarti loe lebih berpengalaman dari gue. 

Kakak gue kalau denger berita atau gosip dari seseorang, dia bukannya mengklarifikasi dulu apakah berita itu benar atau ga. Dia tidak pernah memberi kesempatan pihak lain yang diberitakan itu menyampaikan argumentasi atau menjelaskan duduk permasalahannya.  Kakak gue cenderung telan habis informasi sepihak itu dan langsung mendamprat pihak yang bermasalah.  Gue pernah jadi korbannya.  Waktu itu pasangan gue membalikan fakta dengan cerita-cerita palsu tentang gue. Semua kalimat yang keluar tentang gue jelek semua. Intinya, pasangan gue ingin semua orang yang denger cerita dia beropini bahwa gue manusia tidak beradab, tidak berperasaan!!

Dulu gue memang cenderung diam kalau sedang ada masalah.  Gue perlu merenung dulu, evaluasi kesalahan apa yang telah gue perbuat, lalu cari solusi penyelesaian. Kalau masalah itu melibatkan orang lain, gue cenderung mikir dulu gimana caranya dan kapan gue harus ngomong sama dia.  Gue ga mau kalo gue terburu-buru tancap gas bicara sama dia, yang ada malah gue ribut sama dia karena belum tentu dia sudah siap berbicara dengan gue.  Makanya gue harus menunggu saat yang tepat. Terkadang butuh waktu 1 hari, kadang 2 atau 3 hari. Yang pasti ga pernah 1 minggu.  Ya...pengendalian diri seseorang kan berbeda. Gue ga bisa samakan diri gue sama orang lain.  Gue bisa aja kontrol emosi gue seketika, nah orang lain apakah dia harus bisa? Emangnya siapa gue? Makanya gue selalu lihat dulu sikonnya. Kalo gue lihat lawan bicara gue sudah agak tenang or memberi signal lampu hijau, baru dah gue masuk.

Gue memang sempat marah besar sama kakak gue yang selalu ikut campur urusan rumah tangga gue.  Semua memang gara-gara pasangan gue yang selalu cerita bila sedang bermasalah sama gue. Dampaknya, gue 'dinasehatin' kakak gue and gue harus begini dan begitu. Gue harus berubah dan mengikuti semua hal sesuai kata-kata dia.  Gue langsung mendamprat dia habis-habisan karena semua 'nasihat' yang diberikan itu sama sekali ga relevan dengan fakta yang ada.  Gue bilang, 'kamu memang kakakku, tapi bukan berarti kamu punya hak untuk masuk dalam urusan rumah tanggaku. Aku tidak pernah mau ikut campur urusan rumah tanggamu, kecuali kamu yang minta, karena aku menghargai sebuah rumah tangga siapa pun dia. Rumah tangga adalah keputusan besar orang dewasa dengan segala konsekuensinya. Setiap orang dewasa harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang dia buat, so kalau kamu menghargai aku, aku akan lebih menghargai kamu'.

Pedas memang kata-kata gue, tapi lumayan membuat kakak gue agak ngerem mulut comelnya.  Gue lihat dia kaget, ga nyangka gue yang dikiranya diam nurut kayak adik-adiknya yang lain malah sebaliknya berani menentang dia.  Mama gue yang ada saat itu berusaha merelai.  Kakak gue malah dinasihati beliau bahwa apa yang gue bilang benar. Kakak gue harus berhenti ikut campur urusan rumah tangga adik-adiknya. E....dasar kakak gue memang bebal keras kepala bin tolol, dia malah ngotot bahwa gue salah, gue harus mengubah sikap gue, perilaku gue. Dan konyolnya, dia nilai pasangan gue yang benar dan gue yang salah. Eit.....gue langsung naik pitam and membalas dengan umpatan,'ngaca sebelum bicara. Urus suami loe yang brengsek itu sebelum ngurusin gue. Kalo ga becus ngurus rumah tangga sendiri, ga usah nasehatin rumah tangga orang lain. Sekolahin dulu mulut bobrok itu. Jangan sok jadi orang,.........(sorry ga gue terusin nulisnya karena setelah itu gue yang membabi buta menghajar dia dengan kata-kata yang ga pantas gue tulis, jelek semua)  Tapi gue puas saat itu.  Kakak gue makin shock and diam. Gue langsung pergi meninggalkan dia.

Itu bukan yang pertama. Selang beberapa tahun kemudian pasangan gue kembali berulah. Dia komporin kakak gue dengan cerita-cerita bohong lagi dan........kali ini via telepon kakak gue 'nasihatin' gue lagi.  Karena gue sudah merasa pernah ngingetin kakak gue agar tidak ikut campur urusan rumah tangga gue, kembali gue sindir halus sampai agak kasar ke dia. Alhasil dia nangis-nangis sambil bilang bahwa ini karena dia 'sayang sama gue' sebagai kakak, jadi ingin menasihati gue supaya masalah gue selesai. Sayang?? Kalau sayang mah bukan begitu caranya. Kalau sayang denger dulu komentar orang yang disayang, jangan main 'judgement'.  Gue hajar dia dengan nasihat balik bahwa dia harus stop ikut campur atau gue akan rusak rumah tangga dia atau bilamana perlu gue ikut campur juga urusan rumah tangga anak dia. Dia nangis meraung-raung denger ancaman gue.  Meski berat, suami dia mendukung gue. Itu gue tau dari Mama gue.  Suami kakak gue malah menyalahkan kakak gue yang selalu ikut campur urusan rumah tangga adik-adiknya. Kini tidak ada satu pun orang yang mendukung kakak gue.  Hubungan kami tidak pernah baik. Disamping pasangan gue yang 'memang bermasalah' dan tidak bisa berubah, kakak gue juga punya tabiat yang sama, sulit tutup mulut ngurusin orang lain.

Gue sebenarnya ingin nulis unek-unek ini 2 minggu yang lalu saat lebaran.  Gue ada masalah sama pasangan gue dan gue denger dari Mama gue, pasangan gue seperti biasa bergerilya cari dukungan dari keluarga gue. Memang kali ini dia gagal total cari dukungan.  Semua orang sudah tahu bahwa dia punya tabiat yang sangat buruk, selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain bila sedang punya masalah dengan cara membuat cerita-cerita bohong atau membalikkan fakta.  Gue yakin dia pasti akan mendekati kakak gue seperti biasa untuk cari dukungan. Dan he....he.....Mama gue bilang, kakakmu sekarang sudah sadar, dia bilang, sudah cukup sering dia bermasalah dengan kamu. Dia tidak ingin merusak hubungan dengan kamu yang sudah baik sekarang ini. Yeah......gue teriak bahagia dalam hati. Tapi dasar gue bawaannya kesal sama kakak gue, gue malah bilang ke Mama, 'kalau kakakku masih ikut campur rumah tanggaku and berkomentar macam-macam, aku tampar mulutnya. Ribut sekalian ga apa-apa. Putus hubungan pun aku siap daripada punya kakak yang ga tau diri yang sudah naik haji tapi mulutnya bikin orang sakit hati. Ingat, dulu saat dia menikah sudah pernah bermasalah sama aku dan dia sudah aku bikin menderita akan hal itu. Aku akan baik kalau dia baik, bahkan akan lebih baik, tapi kalau dia cari masalah maka aku akan lebih jahat sama dia.  Ingat, kalau aku sudah khilaf, aku lebih buas dari binatang". Mama kaget tapi berusaha tenang. Mama mencoba menenangkan gue dan bilang Insya Allah kakak gue berubah.  Gue tau, Mama gue pasti akan bilang ke kakak gue untuk mengingatkan agar tidak bikin ribut lagi dengan gue.

Berhasil, Alhamdulillahi rabbil'alamin. Gue puas banget. Mulut comel, bawel dan tidak terpuji itu mulai berubah. Syukur-syukur kakak gue meresapi pesan gue saat dia mau berangkat haji,"Mabrur tidaknya seorang haji itu tidak dilihat saat dia mau berangkat haji, tapi saat sepulang dari haji. Kehadiran dia harus selalu membuat berkah bagi orang lain. Perkataan dia harus bisa menentramkan hati orang."

Kamis, 15 Agustus 2013

Akhirnya keputusan besar itu harus kuambil

Mengharapkan yang tidak mungkin adalah hal yang sia-sia. Tuhan hanya memberikan kesempatan kita hidup 1 kali.  Bahagia dan menderita adalah pilihan.  Adakalanya orang ingin menderita hanya untuk mendapatkan bahagia, tapi ada juga sebagian orang yang ingin tidak pernah merasakan penderitaan.  Pilihan gue yang kedua, meski pada kenyataannya gue terkadang harus menderita hanya untuik mendapatkan kebahagiaan.

Kejujuran adalah harga mati bagi gue. Gue termasuk orang yang paling susah disuruh ga jujur dan gue juga paling benci plus marah sama orang yang ga jujur.  Lidah ini sering keluh kalo disuruh berbohong, Perasaan bersalah akan menghantui setelah berbohong, apalagi hal itu akan menyakitkan orang yang gue cintai.  Kejujuran sering sulit diterima oleh manusia. Dunia ini lebih cenderung bak panggung sandiwara sehingga setiap orang seakan-akan harus pandai berperan agar bisa diterima lingkungannya.  Peran itu juga terkadang membuat dia lupa akan jati diri yang sebenarnya. Topeng di wajah serasa melekat dan tidak mau untuk dilepas. Akhirnya kebohongan menjebak manusia semakin dalam. Pada akhirnya hidupnya hanya dipenuhi kebohongan karena sekali dia berbohong, maka akan muncul kebohongan yang kedua, ketiga dan seterusnya.

Oleh karena itu, gue ga mau hidup dalam kebohongan. Lebih baik gue diam daripada harus mengatakan hal yang tidak benar. Atau lebih baik gue ngomong 1 kalimat daripada 10 kalimat tapi yang 9 bohong semua.

Tepat pukul 17.38 WIB hari Kamis tanggal 15 Agustus 2013, di kamar tidur gue, gue ambil keputusan besar dalam hidup gue yang Insya Allah akan menyelesaikan permasalahan besar dalam hidup gue sekaligus adalah upaya gue untuk mendapatkan kehidupan yang lebih membahagiakan.

Gue lelah dengan penantian gue yang berharap adanya perubahan. 10 tahun lebih harapan itu tidak pernah muncul bahkan tanda-tandanya pun ga kelihatan. Yang gue rasakan hanya lah egoisme yang semakin kuat.  Egoisme yang membuat kondisi semakin buruk, mengaduk-aduk emosi, membuat pusing kepala dan sering membuat amarah yang tidak terkendali.  Gue ga mau larut dan hanyut dalam kondisi itu.  Gue harus berontak dan melawannya. Cukup sudah kesabaran yang gue miliki. Batas itu telah sangat terlampaui.  Penderitaan itu harus gue akhiri.

Gue ingin mengisi hari-hari gue dengan kebahagian versi gue.  Sepanjang gue ga merugikan orang lain secara fisik atau material, gue rasa itu sah-sah saja kalo gue ingin mewujudkan pilihan hidup gue. Gue ingin menikmati hidup yang hanya sekali ini dengan lebih banyak tersenyum dan tertawa. Gue mau berhenti bersedih. Gue juga harus berhenti menggerutu menyalahkan diri sendiri. Happy, happy and happy.

Rabu, 14 Agustus 2013

Kapan korupsi hilang di bumi Indonesia?

Geram, marah, melihat berita hangat minggu ini. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Rudi Rubiandini ditangkap oleh Komisi Pemberantas Korupsi hari Selasa sekitar pukul 22.30 di rumahnya Rudi di Jl.Brawijaya VIII no.30 Jakarta Selatan yang menerima suap dari Deviardi pelatih golf pribadi Rudi yang jadi kurir dan Simon Gunawan Tanjaya dari perusahaan trading dan pengelolahan minyak mentah asal Singapura, Kernel Oil Pte.Ltd. Rudi menerima uang 400.000 dolas AS atau Rp 4,1 Milyar!!! Tidak itu saja, Deviardi atau Ardi yang mendatangi rumah Rudi sambil membawa uang suap menggunakan motor klasik BMW yang juga ikut diberikan kepada Rudi. KPK pun mengatakan bahwa Ardi selain sebagai perantara juga dikualifikasikan sebagai penerima suap karena KPK menemukan uang 200.000 dollar AS atau Rp 2 Milyar saat menggeledah rumahnya. Korupsi berjamaah? naga-naganya sih demikian.  KPK akan bergerak lebih cepat dan masuk ke dalam, menembus sekaligus menguak siapa dalang dari semua korupsi yang terjadi di sektor Migas yang disinyalir sebesar Rp 153,9 trilun. Astaghifirlullah............ makanya urusan Bahan Bakar Minyak ga pernah beres. Rakyat yang selalu jadi korban kerakusan para koruptor di sektor migas. Mereka kerap mengatakan bahwa subsidi Pemerintah sangat tinggi untuk menekan harga BBM, kenyataannya? Bull shit, justru subsidi itu untuk membesarkan perut-perut rakus mereka yang tidak pernah kenyang. Enak aja rakyat disalahkan. Mereka lah yang tidak becus mengatur urusan minyak, mereka lah yang patut disalahkan.  Tidak ada yang salah dengan rakyat. Kalau pun rakyat terkesan boros menggunakan BBM, itu juga karena Pemerintah yang belum bisa memenuhi kebutuhan mereka akan transportasi masal yang nyaman dan lancar.  Tidak ada kesenjangan sosial atau penyimpangan penggunaan subsidi BBM. Yang ada adalah para pejabat korup yang membuat kesenjangan itu. Mereka yang mengatas-namakan penyimpangan penggunaan subsidi BBM yang menetapkan harga BBM naik. Alasannya disesuaikan dengan biaya produksi.  Tai kucing! bukan biaya produksi, tapi biaya korupsi!.
kami ga ngerti apa arti senyum bapak??
 Gimana ga marah rakyat Indonesia kalau wakil-nya di DPR korupsi, pejabat pemerintah-nya korupsi, pimpinan partai-nya korupsi, bahkan pegawai yang harusnya melayani rakyatnya (baca: Gayus) juga korupsi? mau dibawa kemana negara ini Pak Presiden?? Kalo kemaren kami sudah dibikin geram dengan Menteri Pertanian yang ga becus mengatur sembako dan daging sapi, sekarang kami kembali lagi dibikin marah oleh pejabat sektor Migas. Gila....sudah kronis sakitnya negara ini.

Cina saja yang negara komunis berani menerapkan hukuman mati bagi warganya yang ketahuan korupsi, kenapa Indonesia tidak bisa? Jawabannya simple, karena mereka juga korupsi. Makanya jangan mudah percaya kalo politisi, calon pimpinan daerah gembar-gembor bakal memberantas korupsi. Beberapa bukti di media kita bisa tahu kalo sebagian besar biaya kampanye mereka adalah hasil dari korupsi. Garbage in garbage out. Perut dan otak kalo isinya sampah, pasti yang keluar dari mulut-nya pun sampah!

Kapan Indonesia negeri kita tercinta ini terbebas dari korupsi? Indonesia itu negara besar, sumber daya alam berlimpah, penduduknya banyak, kekayaan budayanya paling banyak di dunia, artinya pasar ekonomi sangat baik, tidak semestinya kita kalah dengan negara kecil kayak Singapura, Malaysia, Brunai dll.  Kelakuan bejat pejabat korup negara ini yang membuat kita menderita. Kelakuan bejat pejabat korup negara ini yang membuat jumlah orang miskin semakin banyak. Kelakuan bejat pejabat korup negara ini yang membuat negeri tercinta Indonesia ini terluka, terpuruk, terhina dan tidak bermartabat. Makanya para pejabat negara dan para politisi yang kami hormat, stop retorika perbaikan negara ini. Kalo berita di media masih ada tentang pejabat korup, apa pun yang anda sampaikan tidak ada artinya.

Selasa, 13 Agustus 2013

Bikin dapur habis 110 juta, renov kamar 107 juta???

Oh my gosh.....kaget banget waktu ngeliat quotation rincian harga renovasi kamar tidur yang ditawarkan oleh PT.IDP design interior yang selama ini melayani permintaan gue. 107 juta!!! harga yang sangat mahal untuk renovasi 3 kamar tidur, dan 1 rak sepatu.  Harga ini diluar ekspektasi gue sebelumnya yang bakal ga nyampe angka 100 juta. Masalahnya renovasi yang dibuat ga besar-besar amat. Namanya juga renovasi, berarti ada barang-barang yang ga perlu gue beli lagi alias cuman dipermak doang. Kalau waktu pekerjaan dapur 3 bulan yang lalu sih wajar gue kena biaya 110 juta karena harga itu sudah termasuk pembuatan dapur kering (pantry), dapur basah (masak dan cuci piring) dan beberapa alat masak seperti kompor tanam, microwave dan oven.  Berhubung alat masak yang gue penginin bermerk, makanya wajar kalo gue harus bayar lebih tinggi. Tapi kalo kamar tidur ini kan lain. Di kamar utama memang lumayan banyak keinginan gue mulai dari lemari pakaian, consul desk alat elektronik (video player dll), ranjang, meja rias, pintu kaca kamar mandi dan ambalan di dinding luar kamar mandi. Sedangkan 2 kamar lainnya gue cuman minta masing-masing ranjang kecil, lemari pakaian ukuran sedang dan meja belajar. Bahkan salah satu kamar tersebut sudah ada kasur spring bed-nya. Maksud gue si designer hanya perlu menyediakan sisi ranjang bagian kepala doang.  Untuk ruangan home theater memang gue minta dibuat kedap suara, 1 sofa bed dan studio foto. Jangan mikir wah dulu, untuk studio foto gue cuman minta dibuatkan dua rol untuk penempatan kain back ground foto. Oiya 107 juta itu belum termasuk ruangan home theater dan kasur ya!

Boss IDP sendiri yang datang menemui gue bilang bahwa itu harga sudah murah, pake harga sebelum kenaikan BBM. Sumpeh loe??? Protes sudah pasti. Masa' baru kemaren gue pesan dapur and ngeluarin duit lumayan banyak, e....sekarang harus banyak lagi? Bisa-bisa tekor gue!! Soalnya kalo diitung-itung biaya yang sudah gue keluarin untuk pembangunan rumah dan isinya sudah melebihi angka 1 Milyar. Itu belum termasuk penyiapan kamar tidur dan beberapa barang lainnya. Wah...bisa-bisa gue harus ngeluarin duit sampai 2 M! Gile bener............ini ga sembarang kalo sampe 2 M. 1 Milyar aja gue udah keteteran, apalagi 2 Milyar?! jangan sampe gue jual kolor hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.  Memang sih ga ada ruginya kalo uang banyak keluar untuk kepentingan rumah karena secara jangka panjang anggap saja sebagai investasi. Yang pasti harga rumah ga pernah turun, barang-barang elektronik atau barang-barang rumah tangga lainnya kecil kemungkinan harganya turun di tahun-tahun mendatang. So, kalo ga dikerjakan sekarang, mau kapan lagi?  Masih mending sekarang anak-anak belum membutuhkan banyak uang untuk sekolah. Coba kalo mereka sudah pada kuliah? Bisa-bisa gue harus cari utangan kesana-kemari untuk memenuhi kebutuhan rumah (naudzubillahi min dzalik, gue paling takut ngutang). Ya, gue belajar juga dari mereka-mereka yang punya anak-anak yang sudah pada kuliah. Rata-rata mereka mengatakan, lebih baik kita menyiapkan rumah dengan segala isinya saat anak-anak masih di bangku SD sampe SMA. Kenapa? Karena kalo sudah kuliah, alhasil semua penghasilan tersedot untuk urusan kuliah. Biaya kuliah kan tidak pernah murah?

Setelah negosiasi akhirnya kami sepakat diangka 104 juta dan tetap belum termasuk home teather yang akan disampaikan oleh IDP secepatnya. Dan.....gue berhasil menambahkan pekerjaan yang lain, maksudnya 104 juta itu sudah termasuk 1 kasur kamar utama, wall paper dinding belakang ranjang dan brankas di lemari pakaian kamar utama. Tapi feeling gue mengatakan IDP sebenarnya untung besar dengan pekerjaan ini. Meskipun IDP mengatakan harga pekerjaan ini sudah murah, tapi menurut feeling gue mahal. Tapi ya sudah lah.......daripada kamar-kamar di rumah gue ga selesai juga dan keburu harga-harga pada naik, akhirnya gue putusin 'deal' diangka 104 juta dan semua pekerjaan harus selesai paling lambat 3 bulan.

Catatan buat anak-anak gue, ini hasil keringat puluhan tahun orang tua kalian untuk memberikan yang terbaik bagi kalian. Semoga rumah ini menjadi 'surga' kita, tempat yang nyaman dan damai buat kita semua.
Ini disain dapur basah gue
Disain dapur kering (1)
Disain dapur kering plus area di bawah tangga (2)
Disain dapur kering setelah revisi (3)
lay out kamar utama
Area TV dan lemari tampak depan
disain kamar utama dilihat dari jendela
lay out space bagian dalam lemari
ambalan dan lemari gantungan baju pada dinding luar kamar mandi
Ranjang ukuran 180x200, bagian sandaran gue ganti full kulit oscar biar empuk di punggung
Itu desain dapur gue yang sekarang udah jadi. Top markotop hasilnya. Beberapa orang yang sudah lihat komentarnya sama, bagus & elegan......Berikutnya di bawah ini disain kamar tidur anak-anak gue
Lay out kamar anak laki

desain lemari pakaian dalam kondisi tertutup
Lay out space bagian dalam lemari
Gue ga mau ada TV di dalam kamar anak yang bikin dia 'terlalu nyaman' di kamar, ujung2nya tdk bersosialisasi dgn keluarga. Disain ini gue minta ganti jadi meja belajar
lay out kamar anak laki dilihat dari sudut yang lain
Lay out kamar anak perempuan
desain meja belajar, lemari pakaian dan meja rias (1)

disain meja belajar, lemari pakaian dan meja rias (2)

lay out space bagian dalam lemari pakaian
lay out kamar anak perempuan dilihat dari sudut yang lain
He.....he.....artikel ini ternyata menjadi favorit pembaca.  Jangan-jangan pembaca blog gue para desain interior or pebisnis furniture ya?????  apapun itu, gue bersyukur bisa share dan membantu pekerjaan anda.

Senin, 12 Agustus 2013

Yang Terindah dan Terburuk dalam Lebaran 2013

Gue patut bersyukur kepada Allah SWT karena lebaran kali ini menjadi lebaran yang fenomenal dalam hidup gue plus keluarga besar gue.  Khusus lebaran tahun 2013 ini, gue memutuskan untuk berlebaran dengan keluarga besar gue. Gue ingin hari pertama lebaran, gue sungkem ke Mama, wanita tercantik dan tercinta dalam hidup gue. Kasian, selama ini gue selalu menomor duakan beliau, selama ini gue seringnya datang ke beliau pada hari ke-2 atau ke-3 Lebaran.  Sejak gue menikah, hari pertama lebaran selalu menjadi milik keluarga pasangan gue. Ga pernah nyadar dan cuek. Gue anggap itu menjadi hal yang wajar kalau gue menjalani rutinitas hari pertama lebaran sungkem kepada orang tua pasangan gue lalu pergi bersama-sama ke Jombang tempat mertua gue berasal. Bahkan sejak bapak mertua gue meninggal pun, rutinitas itu tetap gue jalani. Kalau harus jujur sebenarnya gue enggan ke Jombang karena lumayan lama perjalanan harus ditempuh dari rumah mertua gue dan kalian tahu sendiri gue termasuk orang yang mudah ngantuk kalo bawa mobil jauh atau lama. Nahan ngantuk bukanlah perkara mudah bagi gue dan itu sangat berbahaya. Tapi pasangan gue ga pernah peduli.  15 tahun gue jalani. 3 tahun pertama gue masih toleran, tapi tahun-tahun berikutnya gue merasa keberatan meski gue ga enak hati kalo harus terus terang. 3 tahun terakhir saja gue sempat ditanya apakah gue mau ikut ke Jombang apa ga. Sudah pasti jawabannya 'ya' alias gue ikut karena gue ga enak hati lagi. Berkali-kali gue jadi orang 'munafik' pada diri sendiri. Tapi tahun ini gue merasa itu tidak boleh terjadi lagi. Gue harus berani menyampaikan pendapat gue. Gue harus jujur pada diri gue. Gue harus berani mengatakan 'tidak' untuk hal-hal yang memang gue tidak suka. Gue ga boleh melakukan suatu tindakan yang setengah hati atau ga ikhlas. So, lebaran tahun 2013 gue putuskan untuk berlebaran dengan keluarga besar gue khususnya di hari pertama lebaran. Gue ingin orang tua kandung gue sebagai orang yang pertama gue mintain maaf lahir bathin.

Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata tindakan gue mendapat respon sangat baik dari Mama gue. Saking terharunya sampai-sampai Mama hampir mengucurkan air mata. Sebenarnya beliau ingin sekali anak-anaknya di hari pertama itu ngumpul semua dan sungkem sama beliau, tapi hal itu tidak pernah terjadi. Sedihnya, gue lah penyebabnya yang membuat hal itu tidak terjadi karena jadwal rutin lebaran gue yang selalu didominasi urusan keluarga pasangan gue. Awalnya Mama tidak keberatan, tapi setelah berjalan 10 tahun lebih, beliau mulai merasa di-nomor dua-kan oleh gue. Astaghfirlullah.......gue udah bikin beliau sedih. Insya Allah tahun ini gue tidak membuat Mama sedih.

Hari pertama lebaran, gue sholat Ied bareng Mama, setelah itu gue langsung minta maaf 'versi lebaran' (karena sebenarnya gue sering minta maaf kalau memang salah, so ga nunggu harus lebaran baru minta maaf).  Mama mengatakan hal yang sama bahkan suaranya agak parau menahan rasa haru dan bahagia. Gue ga ingin Mama meneteskan air mata meskipun air mata bahagia. Cukup, Ma, ini hari kemenangan, hari fitri, aku ingin kita bahagia, tertawa dan bergembira bersama. Gue bisa mengerti perasaan Mama, hanya selama ini hati gue tertutup oleh 'ketidak-beranian' gue untuk jujur.  Gue hanya menyenangkan hati mertua gue dan keluarganya, tapi gue lupa untuk menyenangkan hati orang tua yang melahirkan gue. Ya Tuhan, semoga ini bukan pertanda saya adalah anak yang durhaka kepada orang tua.

Selain keluarga besar gue, hari pertama para tetangga rumah orang tua gue satu-persatu datang. Bahkan ada 1 keluarga yang sangat dibenci di perumahan itu datang sebagai tetangga yang pertama ke rumah gue (baca: rumah orang tua gue). Ironisnya, mereka hanya ke rumah gue, rumah yang lain dilewatin doang. Dan....gue sangat senang saat temen SMP gue yang udah puluhan tahun ga ketemu datang. Kami cerita masa-masa SMP yang banyak lucunya kalo dikenang.

Tapi hari pertama lebaran ini juga menjadi yang terburuk dalam hidup gue. Hari itu gue melihat anak gue berani membantah dengan suara yang tinggi bernada marah. Kalian masih ingat kejadian saat gue super intens ngurusin kepindahan sekolah anak gue? Sebenarnya gue ga mau lagi bicara tentang hal itu, tapi pasangan gue yang menggiring pembicaraan di siang itu yang harusnya bicara yang enak-enak aja menjadi pembicaraan yang super tegang.  Bisa jadi itu karena gue menolak hari itu pergi ke rumah mertua gue karena gue sudah mengambil keputusan bahwa hari pertama lebaran gue pengin beramah tamah dengan keluarga besar gue. Gue sudah menyampaikan alasan kepada pasangan gue dan berharap dia bisa memakluminya karena selama ini gue selalu menghabiskan waktu pertama lebaran dengan keluarga besar dia. Wajar dong kalau gue minta perlakuan yang sama meskipun harus menunggu or bersabar selama 15 tahun!

Pasangan gue ternyata tidak mau memaklumi keinginan gue, bahkan anak-anak pun dipengaruhi untuk menolak keinginan gue, sehingga kondisi ini membuat kami bersitegang.  Pembicaraan yang awalnya enak-enak aja menjadi ajang adu argumentasi yang mengarah kepada kemarahan. Dan siang itulah gue shock melihat anak sulung gue suaranya meninggi dan tidak mau disela sedikit pun kalimatnya. Gue sudah sempat mengingatkan agar suaranya dipertahankan tetap rendah sebagaimana gue lakukan agar pembicaraan menjadi diskusi yang biasa. Bahkan gue mengingatkan bahwa tidak sopan kalau seorang anak nada bicaranya tinggi saat bicara sama orang tua. Emangnya dia ga takut kualat kali ya.......

Gue ga mau lagi meneruskan pembicaraan karena sudah ga sehat lagi. Gue bilang sama anak gue, kalau memang dia ga mau menerima arahan dari orang tua atau kalau dia tidak mau mendengar saran orang tua dan merasa dia lebih benar tentang sekolah dan masa depan ya silakan.....gue pasrah, terserah. Gue cuman berdoa agar dia bertanggung jawab atas pilihannya dan jujur, sebenarnya gue berdoa sama Tuhan agar Dia memberi pelajaran kepada anak gue bahwa terlalu yakin itu tidak baik. Itu cenderung mengarah kepada takabur. Tahu ga yang membuat kecewa gue terhadap anak sulung gue? Pendapatnya tentang pindah sekolah berbeda lagi. Kalau sebelumnya dia tidak mau sekolah di tempat yang terbaik di kota tempat gue bekerja yang jelas-jelas telah menyatakan dia lulus ujian masuk dan lebih memilih sekolah pilihan kedua yang belum pasti dia lulus ujian masuk, sekarang dia punya keputusan lain bahwa dia ingin tetap melanjutkan sekolah di tempat yang sekarang sampai dia tamat.  Artinya dia masih ingin berjauhan dengan gue. Mungkin sekarang dia masih sulit memahami betapa sayangnya orang tua kepada anaknya. 

Benar sekali, Tuhan selalu sayang sama gue. Dia tidak membiarkan gue sedih atas perlakuan anak gue. Setelah pembicaraan 'panas' siang itu, sorenya gue dihibur dengan kedatangan para tetangga hampir bisa dikatakan separuh isi RT. Mereka adalah orang-orang lama yang sudah dua puluh tahun lebih ga ketemu gue. Bisa dibayangin panglingnya gue sama mereka satu persatu. Ada yang dulunya masih ingusan, keluar rumah cuman pake kolor doang, e sekarang sudah jadi seorang ibu dari 2 orang anak! Seru banget. Gelak tawa tidak pernah lepas dari obrolan kami. Hal-hal yang serius bila kita kenang dan kita ceritakan lagi 20 tahun kemudian menjadi cerita konyol yang enak untuk dibicarakan.

Tuhan masih memberikan lebih lagi ke gue. Besok sampai hari ke-4 lebaran, saudara-saudara dari Mama, Papa yang juga sudah puluhan tahun ga ketemu akhirnya dipertemukan kembali di hari yang fitri.  Tidak itu saja, ada teman gue yang juga sudah 10 tahun lebih ga ketemu akhirnya dipertemukan sama Tuhan di hari yang suci ini juga. Bahkan kami mencoba mengenang masa-masa muda dulu dengan berkendaraan keliling kota dengan motor dan ngobrol sampai pagi.  Bahagia, sangat bahagia gue. Mama gue bilang, ini kehadiran gue di tengah-tengah keluarga saat lebaran membawa berkah bagi semua (apalagi anak-anak kecil yang udah gue siapin angpao pecahan Rp 5.000)

Selasa, 06 Agustus 2013

Ga tahan, akhirnya kujamah juga

Ibarat hasrat yang terpendam, saat melihat sesuatu yang membangkitkan nafsu manusia rasanya sangat sulit untuk ditahan.  Apalagi barang itu ada di depan mata. Bentuk, warna, dan baunya sangat menggoda. Indra mata dan penciuman terus menggelitik jiwa. Pengin berpaling, tapi otak kecil terus memerintah untuk tidak beranjak darinya.  Semakin dilihat, semakin didekati, jantung ini semakin berdetak kencang. Gila.....ga tahan...........!!!!!

Ngga', ini ga bisa dianggap remeh. Gue ga mau nyuekin dia. Rugi kalo harus nunggu lebaran tiba. Akhirnya gue putusin gue iris kue tar coklat itu dan gue libas dua potongan kecil kue itu. Nyam.....nyam........Gourmet memang top markotop kalo bikin kue. Gourmet memang jaminan mutu!  Ga salah kalo gue selalu mempercayakan urusan kue sama brand yang satu ini. Gue yakin orang Jakarta juga udah pada tahu kualitas kue buatan Gourmet.
nyam......nyam......laziz.......!!!
Aroma dan rasa coklat-nya begitu merasuk di lambung dan di jiwa. Sebagai penggila coklat, gue tahu betul mana coklat yang enak mana yang tidak.  Banyak kue-kue sekarang hanya aromanya saja coklat, tapi rasanya amburadul. Kebanyakan mereka hanya menambah essence atau sari rasa coklat doang. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk irit biaya produksi. Strategi pemasaran yang konyol! Konsumen sekarang makin cerdas, bu. Ga bisa dibodohi lagi. Bicara makanan itu tidak bisa hanya indra penciuman saja. Indra perasa lebih utama. Loe kira jualan parfum???!!!  Jangan kayak toko-toko bakery yang pengharum ruangannya di-setting bau kue.  Itu mah ga jujur. Buktikan saja sendiri, beli kue-nya lalu bawa pulang atau bawa agak jauh dari toko bakery itu, pasti baunya biasa-biasa saja ga sesanter saat kita berada di toko bakery. Cek juga toko tersebut. Lihat di dinding, berapa unit alat pengharum ruangannya? Merasa aneh ga kalo toko bakery harus memasang banyak alat pengharum ruangan? Toko bakery kan bukan toilet, mengapa harus banyak alat pengharum ruangannya?

Cek juga penempatannya. Mereka pasti menempatkan alat pengharum ruangan di dekat area yang dilalui oleh pembeli. Pola-pola seperti ini harusnya tidak dilakukan oleh toko bakery, tapi sepertinya ini sudah terjadi dimana-mana.  Bahkan gue belum pernah melihat toko bakery di mal-mal yang ga punya alat pengharum, semuanya pada kompak memasang jebakan batman!

Sekali lagi, semua kembali kepada si konsumen. Sepanjang konsumen ga protes dan ikhlas mengeluarkan uangnya untuk membeli ya terjadilah transaksi.  Kalo penjual bilang, namanya juga usaha pak............


Minggu, 04 Agustus 2013

Antara Jokowi dan Rieke

Eitt.......jangan negatif thinking ya....Ga ada hubungan asmara antara Jokowi dan Rieke.  Ini terlintas di benak gue hari ini 2 sosok yang kontroversi. Dua-duanya dari partai banteng alias PDIP. Dua-duanya adalah kader hebat. Bedanya Jokowi sukses memenangkan hati rakyat Jakarta sehingga terpilih menjadi Gubernur DKI sedangkan Rieke belum beruntung menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.

Jokowi, I love you......jangan ngeres dulu.....gue bukan 'love' pada kekasih, tapi gue 'love' sama sepak terjangnya yang fenomenal. Jakarta memang butuh anda. Jakarta tidak butuh orang yang sekadar retorika (basi pak.....) Jakarta tidak butuh orang yang jaga penampilan, gengsian, atau birokrat yang minta dilayani bak raja. Jakarta sekarang membutuhkan orang yang mau terjun ke lapangan, melihat langsung nasib dan penderitaan penduduknya.  Pimpinan sebelumnya gue ga lihat hal itu. Mereka lebih cenderung sebagai birokrat yang lebih nyaman duduk di belakang meja menunggu laporan anak buah. Buktinya? masalah banjir, kemacetan, parkir, pedagang kaki lima ga kelar-kelar. Berharap 100% berubah sih ga juga, tapi minimal adalah unjuk kerja selama 5 tahun yang berkelas fenomenal. Nah dengan bapak yang satu ini, gue yakin Jakarta tercinta akan berubah banyak. 

Gue memang ga peduli dengan partai yang mengusung Jokowi karena image gue belum berubah tentang PDIP. Bisa sih berubah kalau posko-posko warna merah menyolok di pinggir jalan itu ditiadakan lagi.  Posko itu lebih cenderung jadi tempat nongkrong preman atau pengangguran, so ga salah kalo orang menilai PDIP jadi terkesan kayak partainya para preman.
warga tidak pernah takut atau segan karena sikapnya membuat warga nyaman dan ingin dekat dengan dia


Jujur, waktu pemilihan gubernur DKI gue coblos Jokowi karena gue udah bosan dengan yang sebelumnya yang terkesan jaim sama warga, ga mau kepanasan atau keringatan keluar ruang kerja untuk melihat langsung permasalahan di lapangan. Jokowi telah memenuhi janjinya kepada warga untuk lebih sering dekat dengan warga. Strategi blusukan lumayan mujarab untuk mengobati apatisme warga Jakarta terhadap birokrat. Dia ga mau prinsip Asal Bapak Senang yang cenderung mengenakan pejabat korup.  Dia giring semua pejabat DKI untuk lebih sering mendengar keluhan dan aspirasi warganya. Salut.....

Hal lain yang menggembirakan gue (baru kali ini gue bangga nyoblos orang yang tepat) adalah dibuka kembali rencana pembangunan Mass Rapid Transportation. Wow ini benar-benar fenomenal kalau terwujud.  Sejarah besar yang harus dibuat oleh Jokowi. Jangan lagi hanya sekadar janji pak. Gue yakin yang nentang para dealer kendaraan karena omzet akan berkurang, juga pengusaha jalan tol. Untuk yang terakhir gue setuju banget karena jalan tol selama ini tidak sesuai dengan tujuannya sebagai jalan bebas hambatan/tol. Ga ada jaminan kalo lewat tol bakal ga macet. Malah semakin hari semakin parah macetnya kota Jakarta meski jumlah tol semakin bertambah. Kenapa? karena ga ada upaya untuk membatasi jumlah kendaraan dan masyarakat tidak punya pilihan. Gue rasa dan yakin, kalo MRT itu ada dan fasilitasnya nyaman, gue dan warga Jabotabek lainnya bakal beralih dari mobil pribadi ke MRT. Naik mobil pribadi, disamping melelahkan juga boros boss................

Maju terus pak Jokowi dan pak Ahok......gue dukung semua program bapak-bapak. Percepat benahi pasar, angkat derajat dan martabat para pedagang kecil dengan menempatkan mereka di tempat yang layak dan terhormat. Babat pungli oleh pejabat korup, hapus birokrasi yang menyulitkan warga, dan jadilah contoh pimpinan yang ramah, bersih lahir bathin dan cekatan menyelesaikan masalah. Bapak ga cocok jadi anggota DPR atau DRPD yang kebanyakan cuman ngomong doang. Bapak adalah eksekutor, pimpinan yang kami butuhkan.

Gue ga kampanye karena gue bukan simpatisan PDIP. Di mata gue semua partai masih sama, belum ada yang bisa dipercaya, semua bermasalah! Gue lebih cenderung melihat sosok manusianya.
Kacamatanya kayak orang serius, tapi coba lihat mimik oon-nya, kok ga ilang-ilang ya??


Ada apa dengan Rieke Diah Pitaloka?  Entah kenapa gue kalo ngelihat dia kok masih kayak orang oon gitu ya....Memang sih sekali-sekali gue lihat kalo dia ngomong serius lumayan oke punya, berbobot, berpendidikan (gue denger-denger doi S2 ya?), tapi kalo sudah keluar kata-kata lugunya...hilang sudah sosok dia yang cerdas menjadi oon kembali. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, harusnya Rieke belajar dari Megawati. Beliau tidak sekolah tinggi tapi kharismanya bak orang S2. Asli gue kagum kalo beliau pidato atau bicara di depan umum. Tegas, mantap dan berwibawa. Ini dia kekurangan dari Rieke. Sorry ya Rieke, kayaknya anda terlalu 'menjiwai' peran Oneng yang oon itu. Anda semakin tidak dapat dikatakan pemeran yang baik kalo anda terjebak dengan satu peran. Didi Petet contohnya. Dia tidak terjebak dengan peran Emon yang bencong itu meskipun gue tau dia susah payah menghilangkan stigma kemayu.  Warga butuh pimpinan yang jujur, bukan lugu kayak Oneng yang cenderung mudah dibodohin orang. Tokoh Oneng memang sangat menghibur dan cocok untuk menjadi acara hiburan warga. Keluguannya enak menjadi tontonan komedi ringan. Tapi ini kan ga cocok kalo sudah bicara tentang pimpinan. Masa warga disuruh milih pimpinan yang ga serius, ngebanyol, lugu mudah dipermainkan? Gue yakin kalo Rieke bisa menghilangkan sosok Oneng dari kehidupannya, empat jempol dah. Rieke benar-benar menjadi artis pemeran yang hebat dan bakal menjadi politisi yang hebat pula.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Siapa wakil rakyat yang jadi panutan?

Brengsek!! umpatan itu sering keluar dari mulut gue kalo bicara tentang wakil rakyat. Kenapa? ga perlu tanya, semua orang juga tahu kalo persepsi rakyat Indonesia mayoritas bilang buruk tentang kinerja wakil rakyat kita. Buktinya? loe lihat aja sendiri di koran, televisi, radio atau internet. Semua berita ga ada bagusnya tentang wakil rakyat.  Sekumpulan orang-orang yang digaji besar oleh negara ini lebih sering mempertontonkan keburukannya daripada kebaikannya. Kalo ga korupsi, skandal syahwat. Kalo ga pemerasan, kenaifan. Hampir semua partai bermasalah sampai ke masalah mangkir jarang ikut rapat. So, gimana ga bingung masyarakat Indonesia? Pemerintah menghimbau agar kami para rakyat tidak golput, tapi kami disodori pilihan yang bertentangan dengan hati nurani kita.

Partai biru, sekarang ketuanya jadi pesakitan karena kasus korupsi. Dan beberapa nama kadernya pun sudah duluan terjerat kasus yang sama. Partai kuning pun juga demikian, beberapa kasus di daerah lebih menyedihkan lagi, korupsi berjamaah.  Satu persatu kader pimpinan di daerah diciduk KPK. Mereka yang sudah digaji besar itu ternyata bak drakula yang haus darah, hisap sana hisap sini. Bak tikus yang mengerat tiap hari. 
Gedung ini harusnya tempat berkumpul orang-orang hebat, bukan yang hanya pandai berdebat dan makan uang rakyat

Partai merah (sorry sebelumnya, partai ini entah karena warna dan logo-nya yang sangar, persepsi gue and sebagian temen gue sama, lebih mengarah ke partai preman) tersandung juga kasus korupsi plus.......urusan esek-esek. Partai putih yang katanya partai Islami bersih malah mencengangkan, sekarang sang ketuanya tersandung korupsi urusan sapi! Khusus partai ini gue sebenarnya punya harapan dulunya. Saat mengklaim sebagai partai bersih di awal pendiriannya, hampir bisa dikatakan simpati rakyat beralih ke partai ini termasuk gue.  Rasanya kami para rakyat punya pilihan baru, harapan baru saat itu. Kami memang sudah lelah dengan partai-partai sebelumnya yang mempromosikan itu-itu lagi. Tapi gue secara pribadi malah punya cerita buruk.  Tetangga gue si ustad itu sejak terjun ke partai putih dan mempunyai kehidupan yang berubah 180 derajat, kelakuannya pun berubah 180 derajat!!  Kalo dulu dia banyak waktu untuk warganya, bercengkrama dan sering menyampaikan pesan-pesan yang menyejukkan hati kami.  Tutur katanya sangat santun, sehingga kami iba melihat dia yang masih tinggal di rumah sewa dan berkendara motor butut.  Tapi sekarang? dia sudah menjadi Orang Kaya Baru yang sulit ditemui oleh warga. Gaya bicaranya pun lebih cenderung sinis bahkan terkadang komentarnya pedas menusuk hati. Gue sangat kecewa, tapi gimana lagi, uang dan jabatan memang sering membuat orang lupa.  Sepertinya ada dendam saat dia miskin. Kemisikinan tidak diterima sebagai hikmah dan pelajaran. Makanya saat Tuhan memberi kesempatan jadi orang kaya, dia lampiaskan rasa dendamnya itu dengan bertingkah bak orang yang sudah lama kaya, bisa berbuat apa saja termasuk melukai perasaan orang lain.

Nah kalo sudah begini, gue cuman bisa bingung sendiri harus pilih siapa? Apa para wakil rakyat itu sudah tidak punya hati nurani lagi saat mengecewakan rakyat yang memilihnya? Apa mereka hanya karena alasan kebutuhan ekonomi membuat mereka 'menghalalkan' makan rakus uang rakyat? Apa mereka sudah kehilangan harga diri sehingga harus masuk lembah syahwat atau narkoba? Sungguh ga pantas mereka disebut wakil rakyat kalo kerjanya hanya memperbesar kekayaan pribadi, membuncitkan perut atau berias tai kebo.Ga salah kalo ada anekdot, di neraka nanti isinya paling banyak adalah wakil rakyat!

Banyak juga sekarang bermunculan partai-partai baru, tapi gue ragu, jangan-jangan sama kayak partai putih atau partai lainnya yang cuma bisa gembar gembor umbar janji tapi realisasi nol besar! Tapi gue ga sepenuhnya menyalahkan wakil rakyat karena kami para rakyat juga salah, kenapa pilih dia. Konyolnya, suara rakyat mudah dibeli. Tuh lihat berita di koran, kalo menjelang pemilihan, masa kampanye isinya bagi-bagi duit atau sembako. Alasannya sih membantu rakyat, tapi kenapa membantunya kok di menjelang pemilihan? Kalo mau baik itu konsisten bapak ibu. Tunjukkan itu dengan kesigapan menjadi orang yang pertama datang dan memberikan bantuan saat terjadi bencana alam atau permasalahan rakyat lainnya. Dan ingat, pake uang pribadi, jangan pake uang korupsi!

Dibalik kekesalan gue ini, gue sebenarnya rindu dan pengin negara ini punya partai yang bisa menjadi kebanggaan. Partai kumpulan orang-orang hebat yang tidak hanya pandai berdebat, tapi hebat dalam memberikan solusi permasalahan rakyat.  Gue rindu sosok wakil rakyat yang masuk menjadi anggota DPR atau DPRD itu karena murni ingin memperjuangkan kesejahteraan seluruh rakyat, bukan untuk mencari penghasilan atau tambahan penghasilan pribadi. Gue pengin berita-berita di media itu dihiasi dengan cerita para wakil rakyat yang berkompetisi mensejahterakan rakyat, misalnya ada berita,"Sekumpulan wakil rakyat datang sebagai orang yang pertama memberikan bantuan terhadap para korban bencana alam.....dst..." atau "Korban kebakaran malam itu langsung mendapat perhatian dari para wakil rakyat yang kompak berpatungan menyisihkan penghasilan bulanannya untuk membantu meringankan beban para korban.....dst" Berita seperti itu belum pernah gue dengar. Yang sering gue tahu malah sekumpulan wakil rakyat alih-alih studi banding keluar negeri bukan untuk menimba pengetahuan tapi malah cenderung pelesiran menghabiskan uang rakyat.

So, adakah wakil rakyat yang bisa jadi panutan kami?