Akhirnya datang juga tamu pertama gue di rumah baru gue. Awalnya gue ragu karena rumah baru gue juga belum lengkap. Masih banyak yang harus gue beli. Kalo dari tampilan luar sih bisa jadi menipu mata orang yang melihat. Megah and nyolok banget berada di pinggir jalan. Tapi kalo melongok ke dalam, he....he....masih banyak yang harus dibenahi, cing....
Kalo sekadar kamar untuk tamu sih gue udah siapin. Kamar mandi tamu pun udah. Dapur baru setengah, tapi bisalah kalo untuk sekadar masak air, ceplok telor atau bikin mie instant. Gue udah cerita sama calon tamu gue yang gue kenal lewat ajang CS yang terkenal itu. Mula-mulanya gue terima request dari mereka yang mau nginap di rumah gue. Karena gue lihat orang-orangnya bisa dipercaya, so gue incline alias approved!. Jadilah tanggal 4 Juli 2013 hari Kamis sore, Lada dan Jana dari Ceko datang dan menginap di rumah gue sebagai tamu pertama rumah baru gue.
Jumlah kamar tidur di rumah gue sebenarnya ada 5, tapi yang siap pake baru dua. Satu untuk gue sendiri, satu lagi untuk tamu. Lada dan Jana gue taruh di kamar lantai 2 yang siap pake berikut kamar mandi di dalamnya. Kamar itu sudah pasang AC-nya, tapi menjelang mereka datang saat gue pasang 2 AC untuk kamar lainnya, teknisi AC gue suruh ngecek AC lainnya. Ternyata AC di kamar tamu kurang freon katanya. Makanya gue sering merasa ada yang ga beres dengan AC di kamar itu saat gue dipijat sama tukang pijat langganan gue. Untungnya masalah segera teratasi sebelum tamu jauh gue datang.
Lada dan Jana adalah pasangan yang ga mudah lagi karena mereka berusia sekitar 30-an. Usia perkawinan mereka memang masih muda dan belum dikaruniai seorang anak. Tapi sepertinya urusan anak ga jadi masalah besar buat mereka, meski gue bisa lihat betapa mereka mendambakan seorang Lada Junior atau Jana Junior di apartemen mereka di Brno. Kenapa gue bisa bilang begitu? CD video komedi keluarga yang mereka kasi ke gue bercerita tentang bapak-bapak yang super sibuk dengan anak-anak kecilnya karena ditinggal ibunya yang sedang pengin hang-out dengan urusan kewanitaannya. Stebou me bavi svet.
![]() |
Gue ga nolak kalo kalian kasi wine dari Ceko yg katanya enak banget itu |
Pasangan ini sangat romantis, sering bikin iri gue dan mereka ga pernah sungkan menunjukkan keromantisannya di depan umum. Alamak........!!!!
Selain doyan tempe goreng, mereka sangat doyan pisang goreng jg |
Hari pertama gue jemput mereka di Terminal 1A setelah perjalanan mereka dari Semarang. Lumayan kesal melihat traffic menuju bandara Soekarno-Hatta yang macet ga jelas kenapa. Mereka terpaksa menunggu 30 menit sampai akhirnya gue temuin di hall kedatangan Lion Air di Terminal 1A. Oiya, gue nekat jemput mereka pake mobil baru gue Ertiga GX yang masih pake nomor sementara dari dealer.
Gue tahu mereka pasti belum makan malam karena sudah pasti juga ga dapat apa2 di pesawat! Makanya gue putusin langsung menuju restaurat terdekat di bandara. Gue pilih rumah makan Negla karena Lada dan Jana bilang kalo mereka suka makanan Indonesia dan ga masalah dengan yang pedas-pedas. Dugaan gue benar. Mereka pesan lumayan banyak lauk. Ada pepes tahu, pepes ikan teri, sup iga dan tempe goreng! Bahkan iga bakar yang gue pesan pun mereka cicipi juga! laper ya.....????
Sampe di rumah gue, mereka gue lihat senyum senang. Apalagi setelah masuk kamar. Mereka bilang kayak hotel. Gue jadi terharu. Dan yang lebih gue terharu sekaligus menyesal saat gue ga bisa menerima mereka waktu mereka datang ke Indonesia tanggal 21 Juni karena gue ada tugas keluar negeri mendadak. Tau ga, katanya mereka nginap di terminal bandara dan memutuskan me-reschedule alias mempercepat penerbangan ke Bali. Gue rasanya bersalah banget.
Berbagai macam topik cerita mengalir begitu saja. Mereka ngasi gue coklat Studentska asli Ceko, CD video komedi dan brosur tentang Czech Air Navigation Institute yang katanya titipan teman Lada. Meski ga ada hubungannya dengan pekerjaan gue, tapi namanya titipan ya gue terima aja, siapa tau ada teman gue yang berminat. Malam pertama dengan mereka kami akhiri dengan minum wine De Bortoli tahun 2010-750ml produk Australia yang ada sejak 1928.
Hari Kedua pagi jam 7 kami meluncur ke Taman Mini Indonesia Indah. Ini atas saran gue, karena dari beberapa lokasi yang disebut mereka menurut gue kurang tepat bagi turis Eropa. TMII lebih tepat dan cara mudah mengenal budaya Indonesia dalam waktu 2 jam, benar ga? Alhasil pegal semua kaki gue. Memang ga semua anjungan kami datangi, tapi pegal juga, non! Kami pergi ke anjungan Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan. Saat di anjungan Jawa Tengah kami menikmati teh sekaligus melepas lelah. Ibu-ibu di kantin itu sedang makan tempe hangat. Jana kayaknya pengin banget. Gue langsung aja bilang sama ibu tsb, e.....doi langsung ngasi 4 potong tempe goreng hangat, gratissss. Bahkan saat kami mau pergi, ibu yang baik itu (gue lupa namanya), malah ngasih 4 potong lagi plus bakwan. Waduh......bener2 rejeki and baik banget tuh ibu..............Lada and Jana cuman bisa nyengir tersipu dan berterima kasih. Tuhan sepertinya memberkati perjalanan kami. Mobil aman, perjalanan lancar, banyak orang baik dan kemudahan saat keluar TMII karena tiket ga ketemu nyelip ntah kemana. Makan siang kami di Bakul Sunda Metropolis Tangerang yang terkenal dengan iga penyet-nya. Kedua bule itu sangat menikmati semua makanan yang gue sodorkan. Malam kedua kami akhiri dengan wine Glos de Lupe Bourgogne asal Perancis tahun 2010.
Hari Ketiga pagi kami berangkat lebih awal. Jam 6.30 kami meluncur ke Glodok dan Kota Tua. Jujur gue juga bingung apa yang dilihat di Glodok? cari elektronik, bu? Chinatown seperti yang tertulis di buku Tourist Guide rasanya udah ga cocok lagi. Loe bisa lihat sendiri, banyak gedung-gedung tua yang ga terawat dan terkesan kumuh dan rusak. Tapi karena satu jalur dengan Kota Tua ya gue bawa aja mereka. Kembali lagi, kalo boleh jujur gue juga ga pernah tahu betul Kota Tua. Selama ini cuman lewat doang. Gue parkir mobil di tempat parkir Batavia Cafe. Gue ingat dan pernah lihat di TV kalo cafe ini lumayan unik and ngetop. Ternyata benar. Desain arsitektur gaya kolonial terawat betul dan keren abis! Foto para selebiriti dunia terpampang di dinding sekitar tangga, bahkan di toilet pun kalian bisa lihat berbagai macam foto lengkap dengan piguranya. Secangkir kopi lumayan sebagai syarat numpang parkir dan foto-foto di dalam cafe. Selanjutnya kami masuk ke Museum Wayang, bayar Rp 5000 per orang. Mengantisipasi Jakarta yang unpredictable traffic-nya, kami memutuskan jam 10 segera kembali ke rumah.
![]() |
Rehat kopi sejenak di Batavia Cafe-Kota Tua Jakarta |
Setelah rehat sebentar sekaligus cek terakhir barang dan menikmati pisang goreng sebagai appetizer menjelang makan siang, kami meluncur ke bandara jam 13.15. Kami memutuskan makan siang dulu di Es Teler 77 sekitar bandara yang dekat dengan Terminal 2. Pindang bandeng, bandeng bakar, es teler, tape bakar coklat keju disantap mereka. Memang sih ga semua habis, tapi sepertinya mereka menikmati semua hidangan. Jam 15.30 kami sudah berada di depan Terminal 2E. Jana sempat memberi 1 lembar post card Brno sebelum kami saling berjabat tangan untuk berpisah. Gue ga nyangka, gue pikir cuman sekadar post card dengan gambar tempat-tempat wisata di Brno, tapi ternyata ada tulisan ucapan terima kasih yang sangat dalam dari mereka atas pelayanan gue sebagai tuan rumah dan teman jalan mereka. Jam 17.45 Sabtu 6 Juli 2013 pesawat Qatar Airways membawa Lada dan Jana ke Itali. Mereka ingin bermalam di rumah teman mereka di Roma sebelum ke Austria dan meneruskan perjalanan pulang dari Wina ke Brno lewat jalur darat alias pake bus. Selamat jalan kawan, gue sangat senang punya kawan seperti kalian. Jaga keromantisan kalian, tetap kompak. 5 tahun ke dapan gue cek, awas kalo bubaran!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar