Ga nyangka kalo tulisan gue tentang pengalaman menginap di hotel mendapat perhatian banyak orang khususnya temen-temen gue. Mereka pada nyaranin gue untuk sering memfoto and menceritakan isi hotel itu. Kata mereka gue bisa dipercaya dan sebagian memang membuktikan sendiri omongan gue. Bahkan ada yang mengatakan, kalo gue bilang itu hotel bagus, yang lain langsung aja booking tuh hotel and ga mau melirik hotel lain. Aneh aja kalo tulisan gue jadi rekomendasi. So, gue jadi campur aduk menyikapinya. Di satu sisi gue bangga tulisan gue jadi perhatian banyak orang, tetapi di sisi yang lain gue khawatir kalo kebenaran yang gue sampaikan ini justru memberi pengaruh buruk bagi orang lain. Anyway, apapun itu, tujuan gue baik. Gue cuman pengin pemilik dan pengelola hotel menyadari pentingnya kepuasan tamu-nya. Yang gue tulis pun tidak mengada-ada, sangat standar ukuran seorang tamu hotel yang pengin dilayani dengan baik oleh pengelola hotel. Sebagai tamu pun gue tau diri. Kalo menginap di kelas yang rendah ya jangan minta fasilitas exclusive.
Kalo hal yang standar aja tidak bisa dipenuhi oleh pihak hotel, gimana yang extraordinary service? So, jangan ngarep tamu balik lagi menginap kalo kesan pertama saja sudah neg or ga suka dengan pelayanan hotel. Kalo semua hotel pada berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik bagi tamunya, tidak hanya tamu yang dienakan, tapi hotel juga. Lho kok? Ya iya lah. Nuansa kompetisi harus diciptakan oleh semua hotel untuk mengangkat nama atau citra perusahaan. Semangat kompetisi membuat karyawan hotel termotivasi untuk peduli dengan pelanggan, mau dengar saran pelanggan dan selalu berusaha memenuhi keinginan pelanggan. Kalo respon tamu baik karena dia puas kan mereka bakal balik lagi atau merekomendasikan ke teman atau saudaranya untuk nginap di hotel itu. Ujung-ujungnya hotel itu juga yang untung kan?
Udah ah.....kebanyakan komentar gue jadinya. Intinya, gue mau share aja pengalaman gue selama menjadi tamu hotel. Karena aktivitas gue yang membuat gue sering menggunakan jasa hotel. Ga di Indonesia saja, tapi juga di luar negeri. Semua terserah pembaca. Niat gue hanya apabila gue dapat pengalaman buruk di hotel itu, gue pengin pihak hotel segera merubah pelayanan/fasilitasnya. Ngomong secara langsung pada pihak hotel/resepsionis/house keeper seringnya cuman dijawab,"Ya...saran anda akan kami tindak lanjuti".
Sekarang pengalaman gue nginap di Hotel Mercure Alam Sutra Tangerang sebulan yang lalu. Gue diundang oleh temen gue di kantor yang ngadain rapat pembahasan di Mercure. Karena butuh 2 hari, so gue dikasi nginap semalam disana.
Lokasi hotel ini sangat strategis di pusat keramaian kota mandiri Alam Sutera. Persis di bundaran kota, disamping kiri ada Living World, mall besar dan samping kanannya Rumah Sakit Omni yang 'ngetop' itu. Di depan seberang hotel adalah area food court yang bisa jadi ada 50 lebih restaurant. Ada rumah makan steak di bagian dalam area itu yang gue suka banget karena desain gedungnya ala cowboy dan rasa steak-nya yang mamamia lezatnya.
Gue baru masuk kamar menjelang maghrib setelah rapat selesai. So pasti, kamera ipad Apple gue langsung hunting foto sana-sini. Sasaran pertama gue tempat tidur karena ini alasan pertama gue mau nginap di sebuah hotel.
Minimalis, cozy dan bersih (ini yg sangat penting bagi gue!!) |
Pengcahayaan bagus so ga terlalu terang, malah terkesan romantis he...he... |
Meja kerja yang multi fungsi, tapi kurang panjang dikit karena kalo gue pesan makanan and itu makanan ditaruh dimeja, waduh terkesan jadi sempit banget harus berbagi sama brosur2 & map info hotel |
Simple, rapi dan terawat, so enak ngelihatnya |
Design elegan, peralatan mandi lengkap |
Shower room ok, cuman kalo wudhu susah |
Lay out bagus so terlihat lapang |
Ruangan rapat dan fasilitasnya oke. Musholla-nya bersih dan lumayan lapang untuk berjamaah. Gue demen dengan desain toilet di bawah atau depan lift dan tangga menuju ruang rapat. Menarik dan eco-friendly. Harga kamar menurut gue reasonable lah dan yang gue suka dari hotel ini, menu makan siang dan malam bervariasi dan enak. Serta respon dari petugas house keeping yang lumayan cepet kalo gue minta sesuatu. Order makanan pun ga pake lama. Jaringan internet wifi-nya pun lumayan cepat dan ga putus-putus. Dia tahu kebutuhan tamu bisnis-nya....
Tapi ada juga yang perlu diperbaiki dari hotel ini. Selain urusan wudhu yang harus ngangkat kaki ke wastafel, sarapan pagi-nya khususnya pada bagian bubur kacang hijau dll tidak dilengkapi penghangat atau dikontrol oleh petugas, so makanan tersaji dingin dan menurunkan selera dan rasanya. Bagi gue, sarapan apapun kalo disajikan dalam kondisi hangat terasa lebih enak.
Oiya satu lagi. Kalo ga salah gue sempet dibikin capek bawa barang ke mobil setelah check-out karena tidak ada lift dari lobby ke tempat parkir di basement. Alamat gue harus angkat kopor ke bawah lewat tangga. Kalo ringan sih ga masalah. Gimana kalo sendirian, nginap lama and harus bawa kopor berat? Bisa aja sih nyuruh petugas, tapi loe tau sendiri lah orang kita, mana ada yang gratis. Dan sebagian besar tamu yang nginap di hotel lebih menginginkan privacy bisa bawa sendiri ke mobil, tanpa harus dibantu petugas hotel.
Dari semuanya, gue nilai hotel ini bagus dan layak jadi rekomendasi penginapan di Tangerang. Hotel Mercure memberi kesan tersendiri bagi gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar